Harga Cabai Tak Stabil, Pemkab Katingan Dorong Petani Perkuat Produksi Sendiri

  • Share
Kegiatan Gerakan Menanam Cabai yang digelar oleh Pemkab Katingan baru-baru ini.

KASONGAN – Pemerintah Kabupaten Katingan mengambil langkah serius dalam menstabilkan harga pangan, terutama cabai, dengan meluncurkan Gerakan Menanam Cabai di Kelompok Tani Averda, Jalan Soekarno Hatta, Kereng Batu, Kecamatan Katingan Hilir, baru-baru ini.

Langkah ini dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan daerah terhadap pasokan cabai dari luar wilayah.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Katingan, Mozard D. Staing mengungkapkan bahwa tingginya harga cabai selama ini terjadi karena sebagian besar kebutuhan masyarakat masih bergantung pada pasokan dari luar daerah.

“Kondisi ini menjadi tantangan besar karena produksi lokal belum mencukupi kebutuhan pasar. Ketika pasokan luar berkurang, harga melambung dan masyarakat terbebani. Namun saat panen melimpah tanpa pengelolaan yang baik, harga justru jatuh dan petani merugi,” jelas Mozard.

Ia menambahkan bahwa pemerintah telah mengusulkan program bantuan dari pemerintah pusat untuk daerah-daerah hulu seperti Marikit dan Pendahara.

Program ini mencakup sembilan desa yang diarahkan untuk menanam komoditas strategis seperti cabai, terong, dan berbagai sayuran lainnya.

“Ini merupakan dilema sektor pertanian. Kita harus memikirkan strategi agar produksi dapat berlangsung secara berkelanjutan dan harga tetap stabil,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Katingan, Saiful menegaskan bahwa gerakan tersebut merupakan strategi jangka panjang untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah sekaligus menekan angka inflasi yang kerap kali dipicu oleh naik-turunnya harga cabai.

“Sekitar 75 persen masyarakat Indonesia adalah penggemar cabai. Maka dari itu, penanaman cabai menjadi ujung tombak kita dalam menurunkan beban inflasi. Saya minta kelompok tani fokus dan berkoordinasi aktif dengan dinas jika ada kendala di lapangan,” tegas Saiful.

Selain masalah cabai, Saiful juga menyinggung soal tingginya harga kebutuhan pokok lainnya, seperti daging ayam.

Ia menilai harga ayam di Katingan masih terlalu tinggi meski potensi peternakan di daerah tersebut cukup besar.

“Kita ini hanya kebagian lalatnya saja, tapi harga ayam tetap mahal. Ini harus segera dikoordinasikan dan dicari solusinya,” ujarnya.

Gerakan menanam cabai ini diharapkan dapat memperkuat kemandirian pangan masyarakat serta menjadi solusi jangka panjang untuk menjaga stabilitas harga pasar di tengah ketidakpastian pasokan.

“Ini merupakan langkah bersama yang harus dijaga konsistensinya, demi ketahanan pangan dan ekonomi daerah,” tandas Saiful. (*)

+ posts
  • Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *