PALANGKARAYA – Upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam memperluas akses pendidikan terus bergulir melalui program Sekolah dan Kuliah Gratis. Kali ini, bantuan pendidikan difokuskan kepada masyarakat ekonomi lemah yang berada di wilayah pedalaman sebagai bentuk konkret keadilan sosial yang merata.
Gubernur H. Agustiar Sabran dan Wakil Gubernur H. Edy Pratowo menegaskan bahwa program ini menjadi instrumen utama dalam membangun generasi muda yang berdaya saing dan memiliki akses pendidikan yang layak.
“Pendidikan adalah hak setiap anak. Dengan penyesuaian ini, kami ingin memastikan bahwa mereka yang benar-benar membutuhkan tidak tertinggal. Prioritas kami adalah menciptakan pemerataan akses pendidikan hingga ke pelosok,” ujar Gubernur H. Agustiar Sabran, baru-baru ini.
Saat ini, bantuan pendidikan untuk jenjang SMA/SMK/SKH ditujukan kepada siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, sementara untuk jenjang perguruan tinggi mencakup 10.000 mahasiswa yang tersebar di 32 kampus negeri dan swasta di Kalimantan Tengah.
Pemprov Kalteng juga aktif mendukung kemajuan pembelajaran dengan menyalurkan perangkat interaktif, seperti TV digital dan papan tulis pintar, untuk mendukung sistem belajar yang lebih modern dan efektif.
Untuk daerah yang tidak memiliki akses listrik maupun internet, pemerintah turut membagikan panel surya, perangkat konektivitas Starlink, serta alat transportasi khusus seperti speedboat dan perahu klotok.
Muhammad Reza Prabowo, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, menyampaikan bahwa semua kebijakan dirancang berdasarkan kebutuhan masyarakat. “Kita ingin program ini berdampak nyata. Oleh karena itu, seluruh kebijakan dan bantuan diarahkan untuk menjawab kebutuhan riil di lapangan,” ujarnya.
“Dari pendidikan yang inklusif dan berkeadilan, kita akan melahirkan generasi emas Kalimantan Tengah yang berani, berilmu, dan berakhlak,” tandas Reza. M. (Red/Adv)