PALANGKARAYA – Kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau menjadi perhatian utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui BPBD yang menggelar rapat diseminasi daring bersama BMKG, OPD teknis, dan seluruh BPBD kabupaten/kota.
BMKG Kalimantan Tengah memperkirakan kemarau akan mulai terasa pada 11 Juni 2025 dan menyebar ke seluruh provinsi sebulan kemudian. Musim ini berpotensi memicu kekeringan ekstrem dan meningkatnya intensitas kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Pelaksana BPBD Kalteng, Ahmad Toyib, menyampaikan bahwa sebagian besar wilayah di provinsi ini tergolong rawan karhutla karena didominasi kawasan hutan dan lahan gambut yang mudah terbakar saat musim kering.
“Mari kita bersama mewujudkan Kalteng bebas kabut asap, karhutla terkendali, masyarakat sejahtera, mendukung Kalteng Berkah, Kalteng Maju,” ucap Toyib saat membuka rapat, Senin (19/5/2025).
Menurutnya, dari total 136 kecamatan di Kalimantan Tengah, sebanyak 87 kecamatan dikategorikan memiliki risiko tinggi terhadap kebakaran hutan dan lahan. Data tersebut menjadi indikator penting perlunya penguatan mitigasi.
Toyib juga mengingatkan bahwa sepanjang tahun 2024, luas kebakaran lahan di Kalteng tercatat 11.459,89 hektare. Meskipun hanya mewakili 0,07 persen dari total luas wilayah, dampaknya cukup mengkhawatirkan dan perlu penanganan sejak dini.
Ia menyebut, pengelolaan tata air di lahan gambut serta pemantauan berbasis komunitas menjadi langkah konkret untuk mencegah karhutla meluas. Dukungan masyarakat dan dunia usaha juga sangat dibutuhkan.
“Kalau kita bisa mendeteksi sejak dini, kita bisa memadamkan sejak dini. Jangan biarkan api membesar. Mari kita bersama menjaga hutan dan lahan kita, wujudkan Kalteng bebas kabut asap,” tandas Toyib. (Red/Adv)