BPS Kalteng Laporkan Inflasi Terkendali, Sampit Paling Rendah

  • Share
FOTO: Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) periode Maret 2025 yang digelar pada Selasa (08/04/2025) siang.

PALANGKARAYA – Inflasi di Kalimantan Tengah pada periode Maret 2025 tercatat sebesar 1,33 persen secara year-on-year, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 107,37. Data tersebut dipaparkan oleh Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS), Selasa (08/04/2025).

“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran,” ujar Agnes dalam pemaparan yang juga dihadiri Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko.

BACA JUGA  Pemprov Kalteng Genjot Ketahanan Pangan, Panen Raya di Kapuas Jadi Bukti Nyata

Dari seluruh daerah pemantauan, inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Sukamara dengan angka 2,27 persen dan IHK sebesar 109,52. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Sampit dengan angka 0,93 persen dan IHK sebesar 106,26.

Agnes menjelaskan, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami lonjakan paling tinggi sebesar 7,28 persen, diikuti oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,90 persen serta kelompok pendidikan sebesar 2,23 persen.

“Kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 1,98 persen, kelompok kesehatan 1,92 persen, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,91 persen,” terangnya.

BACA JUGA  Pengembangan Wisata Butuh Perda Khusus Sebagai Landasan

Sementara itu, kelompok rekreasi dan budaya naik 1,09 persen, dan kelompok perlengkapan rumah tangga juga mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen.

Namun, sejumlah kelompok mencatat penurunan, di antaranya kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun sebesar 4,32 persen. Kelompok transportasi juga mengalami penurunan sebesar 0,50 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun sebesar 0,13 persen.

“Tingkat inflasi m-to-m pada Maret 2025 sebesar 1,71 persen dan y-to-d sebesar 0,68 persen,” tandas Agnes. (Red/Adv)

BACA JUGA  Peternakan Lokal Bisa Jadi Pilar Ekonomi Palangka Raya
Website |  + posts
  • Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *