PALANGKARAYA – Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah (KOJK Kalteng) terus menggencarkan edukasi keuangan kepada generasi muda dengan menyelenggarakan sosialisasi terkait Satgas PASTI dan Indonesia Anti-Scam Centre (IASC), serta bahaya pinjaman online ilegal dan judi daring.
Kegiatan sosialisasi ini digelar di Aula Hapakat KOJK Kalteng dan dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai universitas, komunitas literasi keuangan, serta lembaga keuangan kampus yang peduli terhadap perlindungan konsumen dan pencegahan kejahatan finansial.
Kepala OJK Kalteng yang diwakili oleh Kepala Bagian Pengawasan PUJK, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis, Andrianto Suhada, dalam sambutannya menyampaikan bahwa generasi muda memiliki posisi vital dalam mendorong literasi keuangan di masyarakat, belum lama ini.
“Mahasiswa adalah agen perubahan yang punya kapasitas menyebarluaskan informasi penting terkait bahaya aktivitas keuangan ilegal. Harapannya, mereka bisa menjadi pelindung pertama bagi masyarakat dari penipuan digital,” ujarnya.
Menurut Andrianto, pengetahuan tentang tugas Satgas PASTI dan peran IASC sangat penting untuk dimiliki agar para mahasiswa bisa mengidentifikasi potensi penipuan dan menjadi pengingat bagi keluarga serta masyarakat sekitar.
Dalam sesi materi, narasumber dari OJK, R. Arvin Jazmi Adhyaksa, menjelaskan strategi pencegahan terhadap aktivitas keuangan ilegal, termasuk bagaimana Satgas PASTI berkoordinasi lintas sektor untuk menindak pelanggaran.
Ia juga memaparkan sejumlah ciri-ciri investasi bodong serta memberikan tips praktis agar masyarakat tidak terjebak dalam jebakan pinjaman ilegal berbunga mencekik maupun penipuan berkedok platform investasi.
Sementara itu, dari pihak Kepolisian, Ipda H. Shamsudin, M.H., yang akrab disapa Cak Sam, menekankan pentingnya menjauhi praktik judi daring dan pinjol ilegal karena dampaknya sangat merusak, baik dari segi ekonomi maupun psikologis.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak mahasiswa untuk mengarahkan energi pada kegiatan produktif yang mampu memperkuat manajemen keuangan pribadi dan keluarga sejak dini.
“Kita ingin mahasiswa jadi garda terdepan yang sadar hukum dan sadar risiko finansial,” tandas Andrianto. (Red/Adv)