PT NRS Lakukan Pemberdayaan Masyarakat, Desa Pararapak Cetak Inovasi Ekonomi Lewat Jamur Tiram

  • Share
Foto: Pelatihan Budidaya Jamur Tiram di Desa Pararapak

Harapan Tambahan Ekonomi dari Budidaya Jamur

Ketua KT Gambut Jaya, Lara, berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga desa.
“Kami senang dan mengucapkan terima kasih atas pelatihan ini. Semoga peserta dapat mempraktikannya, terus berkembang, dan mendapat pendampingan,” kata Lara.

Sekretaris PKK Pararapak, Delina Pasaribu, menyebut pelatihan ini sebagai awal dari kesejahteraan keluarga.
“Semoga pelatihan ini bermanfaat, dapat diaplikasikan, berkelanjutan, dan menyejahterakan keluarga masing-masing. Semoga kerjasama ini terus berkembang,” ujar Delina.

BACA JUGA  Dinas Pendidikan Kalteng Tegaskan Komitmen Awasi MBG

Perwakilan Pemerintah Desa Pararapak, Dila Asriani, menambahkan, pelatihan harus melibatkan semua warga, termasuk pemuda dan bapak-bapak desa, untuk membuka lebih banyak ruang ekonomi.

Selama pelatihan, warga menghasilkan 160 baglog, melampaui target awal 70–80 baglog untuk petani pemula. Setelah Desa Kalahien dan Pararapak, pelatihan akan berlanjut ke Desa Batapah pada 2–4 Oktober 2025, sebagai bagian dari gerakan kemandirian pangan dan ekonomi desa di Barito Selatan dan Kapuas.

FOTO: Pelatihan Budidaya Jamur Tiram, menyiapkan media tanam jamur tiram (baglog) dan kegiatan sterilisasi baglog jamur tiram selama 8 jam

Dampak Nyata ke SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan)

BACA JUGA  Riduan Pastikan Sinergi Kuat Dukung Program Kesehatan Daerah

Menurut Annaliza (Head Social Inclusion PT NRS) dan Helda (trainer dan Manager Community Development PT NRS), program budidaya jamur tiram memiliki dampak langsung terhadap SDGs.

  • SDG 1 (Tanpa Kemiskinan): memberi peluang pendapatan tambahan melalui usaha rumahan dengan modal terjangkau.

  • SDG 2 (Tanpa Kelaparan) & SDG 3 (Kesehatan Baik): diversifikasi pangan dengan jamur tiram kaya protein.

  • SDG 5 (Kesetaraan Gender): keterlibatan aktif TP PKK memperkuat peran perempuan sebagai pelaku usaha.

  • SDG 8 (Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi): terbentuk unit usaha mikro dari budidaya hingga pemasaran.

  • SDG 9 (Inovasi & Infrastruktur): penerapan teknologi sterilisasi, inokulasi, dan pembangunan kumbung sederhana.

  • SDG 12 (Konsumsi & Produksi Berkelanjutan): penggunaan serbuk kayu mendorong sirkularitas dan mengurangi limbah.

  • SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim): program berbasis bioekonomi rendah emisi.

  • SDG 15 (Ekosistem Daratan): mendukung restorasi hutan di Barito Selatan dan Kapuas.

  • SDG 17 (Kemitraan untuk Tujuan): tercapai melalui kolaborasi kelompok tani, pemerintah desa, TP PKK, penyuluh, PT NRS, dan pihak keamanan.

BACA JUGA  Pasar Kereng Pangi Ditata, Drainase Dibersihkan Petugas
FOTO: Penerapan dan Pengembangan Hasil Pelatihan Budidaya Jamur Tiram Di Desa Kalahien dengan TP PKK Desa Kalahien

  • Share