PALANGKARAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya menginisiasi langkah kolaboratif untuk menekan dampak bencana melalui pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), dalam sebuah kegiatan sosialisasi yang digelar di Aula Peteng Karuhei II, Kantor Wali Kota Palangka Raya, baru-baru ini.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya dan Borneo Nature Foundation (BNF) sebagai bagian dari upaya memperkuat kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat dan pemangku kepentingan dari sektor pemerintah, swasta, akademisi, hingga media.
Pj Wali Kota Palangka Raya, Akhmad Husain, menegaskan bahwa forum ini dibentuk untuk mengatasi tantangan nyata yang dihadapi oleh kota, terutama berkaitan dengan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta banjir yang berulang setiap tahun.
“Kita semua tahu bahwa karhutla dan banjir merupakan ancaman utama bagi Kota Palangka Raya. Oleh sebab itu, keberadaan forum ini penting sebagai sarana untuk menyatukan pandangan dan strategi dari seluruh pemangku kepentingan,” ucap Husain dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa pendekatan pentahelix yang melibatkan lima unsur – pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media, dan masyarakat – menjadi landasan kuat dalam membangun sistem mitigasi yang menyeluruh dan berdaya tahan tinggi.
“Upaya pengurangan risiko bencana tidak bisa dilakukan secara parsial. Perlu ada strategi kolektif yang berkelanjutan, dan itu hanya bisa tercapai apabila seluruh elemen mau berkolaborasi,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Husain mengingatkan bahwa masyarakat memiliki peran sentral dalam mendeteksi potensi bencana sejak dini. Ia menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan kebencanaan sebagai bagian dari upaya membangun budaya siaga di tingkat akar rumput.
Ia juga berharap kegiatan sosialisasi ini mampu membangun kesadaran kolektif serta mendorong lahirnya berbagai inisiatif lokal dalam mendukung ketangguhan daerah terhadap bencana.
“Kami ingin FPRB tidak hanya menjadi forum formalitas, tetapi betul-betul menjadi ruang aktif untuk bertukar informasi, menyusun rencana, dan bergerak nyata di lapangan,” tandas Husain. (Red/Adv)