PALANGKARAYA – Tim peneliti dari Universitas Palangka Raya (UPR) bersama Universitas Negeri Makassar (UNM) tengah mengembangkan aplikasi pertanian digital bernama SIPERUT-HARATI, sebuah inovasi berbasis komunitas untuk membantu petani dan penyuluh mengelola usaha tani secara lebih efisien dan berbasis data.
Aplikasi ini dirancang bukan sekadar sebagai sarana berbagi informasi pertanian, tetapi juga sebagai alat bantu praktis melalui fitur-fitur seperti harga pasar komoditas, kalkulator pupuk, dan kalkulator biaya produksi. Semua fitur tersebut dibuat untuk memudahkan perencanaan usaha tani yang terukur dan adaptif terhadap kebutuhan lapangan.
“Melalui SIPERUT-HARATI, kami ingin menghadirkan solusi digital yang benar-benar digunakan dan dibutuhkan petani di lapangan,” ujar dosen Teknik Informatika UPR sekaligus peneliti utama, Ariesta Lestari, S.Kom., M.Cs., Ph.D., Selasa (14/10/2025).
Menurutnya, pendekatan riset ini dilakukan secara partisipatif, di mana pengguna dilibatkan langsung dalam proses pengembangan agar hasilnya lebih relevan.
“Karena itu, uji coba dilakukan bersama petani dan penyuluh agar aplikasi ini tepat sasaran,” lanjut Ariesta.
Kegiatan uji coba prototipe berlangsung di tiga lokasi, yaitu Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tangkiling, BPP Kalampangan, dan Hotel M Bahalap Palangka Raya. Para petani dan penyuluh diajak untuk menguji fitur serta memberikan masukan mengenai kemudahan penggunaan dan kebutuhan teknis di lapangan.
Selain mengumpulkan tanggapan langsung, tim juga menyebarkan kuesioner guna menilai pengalaman pengguna dan menyusun langkah perbaikan antarmuka aplikasi agar lebih intuitif dan ramah pengguna.
Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi dosen dari berbagai bidang, termasuk Ariesta Lestari dan Devi Karolita dari Teknik Informatika UPR, Fengky F. Adji dari Budidaya Pertanian, Dr. Betrixia Barbara dari Sosial Ekonomi Pertanian, serta Dr. Misita Anwar dari UNM.
Dr. Misita Anwar menekankan pentingnya kolaborasi lintas bidang untuk menjawab tantangan digitalisasi di sektor pertanian.
“Kami berupaya memastikan aplikasi ini bukan hanya inovatif secara teknologi, tetapi juga bermanfaat secara sosial dan ekonomi bagi petani,” jelas Misita.
Penelitian ini merupakan bagian dari proyek Transformasi Digital dalam Pertanian yang didanai oleh LPDP melalui Skema PRPB, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan petani Kalimantan Tengah melalui inovasi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
“Inovasi ini diharapkan menjadi tonggak baru bagi pertanian cerdas di daerah,” tandas Ariesta. (Red/Adv)


 
 
							








