PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah memperkirakan produksi beras tahun 2025 mencapai 195,66 ribu ton, turun 10,04 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 217,50 ribu ton.
Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, S.Si., M.E., menyebutkan, konversi dari hasil produksi gabah menunjukkan adanya penurunan serentak dari sisi produktivitas dan luas panen.
“Jika dikonversikan menjadi beras, produksi padi 2025 setara dengan 195,66 ribu ton beras. Ini turun sekitar 21,83 ribu ton dari tahun 2024,” jelas Agnes. (3/11/2025)
Menurutnya, produksi beras tertinggi tahun ini terjadi pada bulan Agustus sebesar 43 ribu ton, sedangkan terendah pada Desember hanya 0,75 ribu ton.
“Fluktuasi ini menggambarkan pola tanam yang mulai bergeser di beberapa wilayah, terutama akibat pengaruh iklim dan kondisi air irigasi,” tambahnya.
Agnes menjelaskan, konversi dari gabah ke beras memperhitungkan susut hasil dan penggunaan nonpangan, sehingga data produksi mencerminkan ketersediaan riil untuk konsumsi penduduk.
“BPS menggunakan angka konversi yang diperbarui melalui survei nasional, dengan mempertimbangkan faktor susut dan penggunaan industri,” paparnya.
Tiga kabupaten dengan produksi beras tertinggi tetap dipegang oleh Kapuas, Pulang Pisau, dan Katingan. Sedangkan peningkatan paling pesat terjadi di Seruyan dan Kotawaringin Barat.
Agnes menegaskan, angka sementara ini masih bisa berubah setelah hasil survei ubinan dan KSA triwulan akhir diperoleh. Namun tren penurunan ini menjadi bahan evaluasi penting bagi sektor pertanian daerah.
“Produksi beras bukan hanya soal angka, tetapi soal ketahanan pangan masyarakat. Data ini membantu pemerintah merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran,” tandas Agnes. (Red/Adv)











