Luas Panen Jagung Kalteng Naik, Produksi Justru Turun

  • Share
FOTO Ist.: Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti.

PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat adanya peningkatan luas panen jagung pipilan sepanjang tahun 2025. Berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA), luas panen mencapai 9,51 ribu hektare atau naik 11,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, menjelaskan bahwa peningkatan luas panen ini menunjukkan aktivitas pertanian jagung di daerah masih bergairah. Namun, peningkatan ini tidak diikuti dengan kenaikan hasil produksi.

“Meski luas panen meningkat, produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen justru menurun. Tahun 2025, produksinya hanya mencapai 41,37 ribu ton atau turun 7,33 persen dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 44,64 ribu ton,” ujar Agnes, Senin (3/11/2025) kemarin.

BACA JUGA  Zaini: Sistem Merit Jadi Fondasi Pemerintahan Bersih dan Efektif

Agnes memaparkan, hasil survei menunjukkan puncak panen terjadi pada bulan September dengan luas panen 1,38 ribu hektare. Sementara tahun sebelumnya, puncak panen berada di Februari dengan 2,67 ribu hektare. Pergeseran musim panen ini turut memengaruhi capaian produktivitas.

Menurutnya, kondisi cuaca dan variasi pola tanam di beberapa kabupaten menjadi faktor penentu. Selain itu, produktivitas per hektare cenderung menurun dibanding tahun sebelumnya, berdasarkan hasil survei ubinan yang dilakukan secara berkala.

BACA JUGA  Reses di Kotim, Pipit Setyorini Fokus pada Pemerataan Pendidikan dan Infrastruktur Desa

“Secara nasional, metode KSA telah terbukti objektif karena menggunakan pengamatan berbasis citra dan data lapangan setiap bulan. Kami berupaya terus meningkatkan akurasi data agar dapat menjadi rujukan kebijakan pangan daerah,” tambahnya.

BPS juga mencatat bahwa panen jagung pipilan mendominasi 71,38 persen dari total luas panen, sementara panen muda dan hijauan masing-masing berkontribusi 22,50 persen dan 6,12 persen. Komposisi ini menunjukkan petani lebih memilih panen pipilan yang bernilai jual lebih tinggi.

Agnes menegaskan, pihaknya akan terus memantau potensi panen pada triwulan terakhir 2025 karena sebagian data masih bersifat sementara.

BACA JUGA  Hilirisasi Riset Perikanan Jadi Arah Baru Inovasi Nasional

“Kami berharap hasil akhir tahun nanti bisa menunjukkan tren yang lebih positif,” tandas Agnes. (Red/Adv)

+ posts
  • Share
.