PALANGKARAYA – Kabar baik datang dari sektor pertanian Kalimantan Tengah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani (NTP) Oktober 2025 naik menjadi 134,98 dari bulan sebelumnya 134,35.
Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, S.Si., ME., menyebut tren ini menunjukkan daya beli petani semakin kuat.
“Kenaikan ini menunjukkan kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun biaya produksi mengalami perbaikan,” ujarnya, Senin (3/11/2025).
Agnes memaparkan, kenaikan ini didorong oleh meningkatnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,74 persen dan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,27 persen.
“Secara sederhana, petani mendapatkan nilai tukar lebih baik atas hasil produksinya dibandingkan dengan biaya yang harus mereka keluarkan,” katanya.
Empat subsektor mengalami kenaikan, yakni tanaman pangan, perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Subsektor peternakan mencatat peningkatan tertinggi sebesar 1,06 persen.
“Kenaikan di empat subsektor ini menunjukkan adanya keseimbangan positif antara harga jual hasil produksi dengan kebutuhan konsumsi di tingkat rumah tangga petani,” tutur Agnes.
BPS juga mencatat indeks konsumsi rumah tangga petani naik 0,34 persen, dipicu kenaikan harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, makanan dan minuman, transportasi, serta restoran.
“Artinya, meski terjadi kenaikan harga di beberapa kelompok, petani masih memiliki kemampuan untuk beradaptasi,” tambahnya.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga meningkat menjadi 139,62 atau naik 0,69 persen. “Peningkatan NTUP ini menandakan kondisi usaha tani di Kalimantan Tengah semakin efisien dan produktif,” ujar Agnes.
Ia berharap tren positif ini menjadi energi baru bagi perekonomian daerah. “Harapan kami, tren positif ini terus berlanjut, sehingga kesejahteraan petani semakin meningkat dan menjadi motor penggerak ekonomi daerah,” tandas Agnes. (Red/Adv)











