PALANGKARAYA – Momen peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Universitas Palangka Raya (UPR) dimanfaatkan sebagai ajang sinergi antara kalangan akademisi dan aparat kepolisian. Dalam upacara yang digelar Jumat pagi di Lapangan Rektorat UPR, Wakapolda Kalimantan Tengah, Brigjen Pol. Dr. Rakhmat Setyadi, S.I.K., S.H., M.H hadir secara langsung dan menyerahkan sebuah buku karyanya kepada Rektor UPR.
Buku tersebut berjudul “Transformasi Polri dan Asta Cita, Sinergi Inovatif untuk Mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045,” yang merupakan hasil refleksi pribadi Wakapolda dalam melihat peran strategis Polri dalam pembangunan nasional. Penyerahan dilakukan usai upacara resmi yang dipimpin oleh Rektor UPR Prof. Dr. Ir. Salampak, M.S.
“Hari ini kita memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025 dalam suasana penuh semangat dan harapan. Namun lebih dari sekadar seremoni, peringatan ini mengajak kita untuk berhenti sejenak — memandang dunia dengan jujur, dan bertanya: ‘ke mana arah kita sedang melangkah?’” ucap Salampak saat membacakan amanat Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jumat (2/5/2025).
Penyerahan buku tersebut menjadi penegas bahwa dunia pendidikan dan institusi hukum dapat berjalan beriringan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, tertib, dan berintegritas. Buku karya Brigjen Rakhmat menyoroti pentingnya inovasi di tubuh Polri serta peran pendidikan dalam menopang reformasi tersebut.
Rektor UPR menyambut baik kontribusi tersebut dan menyatakan buku tersebut akan memperkaya referensi akademik di lingkungan kampus. Ia juga menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor dalam memajukan pendidikan tinggi di Indonesia.
Tema Hardiknas tahun ini, “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua,” menurut Salampak selaras dengan tindakan nyata seperti yang ditunjukkan oleh Wakapolda. Kolaborasi tersebut menjadi inspirasi untuk membangun pendidikan yang responsif terhadap tantangan zaman.
Pihak kampus juga berharap akan lebih banyak kolaborasi serupa ke depannya, termasuk dalam bentuk riset bersama atau kuliah umum yang mengangkat perspektif dari berbagai profesi. Pendidikan, kata Rektor, harus terbuka terhadap berbagai kontribusi di luar ruang kelas.
“Kami mengapresiasi kontribusi intelektual dari Pak Wakapolda yang menunjukkan bahwa literasi bukan hanya tugas dosen, tetapi panggilan setiap insan bangsa,” tandas Salampak. (Red/Adv)