PALANGKARAYA – Sepanjang tahun 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya mencatat 150 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah setempat. Kecamatan Jekan Raya menempati posisi tertinggi dengan 97 kasus.
Manajer Pusdalops-PB BPBD Kota Palangka Raya, Balap, menjelaskan bahwa kondisi ini disebabkan oleh cuaca panas, hembusan angin kering, serta banyaknya lahan tidak produktif, belum lama ini.
“Wilayah Jekan Raya paling luas dan banyak area kosong yang mudah terbakar,” ujarnya.
Adapun wilayah Sabangau mencatat 29 kasus, Pahandut 10 kasus, dan Bukit Batu 4 kasus. Kecamatan Rakumpit tidak mengalami kebakaran sama sekali.
BPBD melaporkan luas lahan yang terbakar sepanjang tahun mencapai 47,35 hektare. Petugas gabungan dari TNI, Polri, dan relawan terus dikerahkan untuk memadamkan api.
“Meski sudah mulai turun hujan, kami tetap siaga agar tidak muncul titik api baru,” jelas Balap.
Ia juga menuturkan bahwa laporan masyarakat melalui layanan 112 menjadi salah satu faktor penting dalam mempercepat respons penanganan kebakaran.
“Peran warga sangat vital. Tanpa laporan cepat, sulit bagi kami menjangkau semua lokasi,” tambahnya.
Pihaknya mengimbau agar warga tidak membuka lahan dengan cara membakar serta menjaga lingkungan di sekitarnya.
“Mencegah jauh lebih murah dan lebih mudah daripada memadamkan,” tandas Balap. (Red/Adv)











