PALANGKARAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengakui belum meratanya pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh wilayah kabupaten/kota. Salah satu kendala utama dalam pelaksanaan program ini adalah keterbatasan fasilitas dapur umum yang belum tersedia di semua daerah.
Wakil Gubernur Kalteng, Edy Pratowo, menyampaikan hal tersebut saat diwawancarai usai mengikuti rapat paripurna di Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, belum lama ini. Ia menyebutkan bahwa program MBG masih membutuhkan banyak pembenahan agar bisa berjalan optimal di seluruh satuan pendidikan.
“Memang kita harus jujur mengakui bahwa sampai saat ini belum semua kabupaten memiliki dapur yang bisa menunjang pelaksanaan makan bergizi gratis bagi siswa. Ini masih menjadi pekerjaan rumah yang harus kita benahi bersama,” kata Edy.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam kegiatan “Gubernur Mengajar” yang digelar di sejumlah sekolah jenjang SMA dan SMK sederajat beberapa waktu lalu, masih ditemukan sekolah yang belum mendapatkan manfaat dari program makan bergizi gratis tersebut.
“Contohnya kami sampaikan ‘Gubernur Mengajar’ itu dengan seluruh sekolah yang khusus untuk SMA, SMK sederajat saja, masih ada sekolah yang belum menerima makan gratis,” jelasnya.
Edy menilai bahwa kondisi ini menjadi catatan penting bagi pemerintah provinsi untuk mempercepat pemerataan layanan MBG. Ia menegaskan bahwa ketersediaan sarana pendukung seperti dapur umum harus menjadi prioritas dalam pelaksanaan program tersebut.
Menurutnya, pemerintah provinsi telah mengambil langkah strategis dengan mengusulkan dukungan kepada pemerintah pusat guna mempercepat pembangunan dapur umum di daerah-daerah yang masih kekurangan.
“Jadi target-target kita itulah yang harus kita kejar. Makanya kita juga sudah mengusulkan ke pusat supaya selain dari provinsi, pusat juga bisa mendukung percepatan dapur umumnya,” ujarnya.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah daerah dan pusat, diharapkan seluruh pelajar di Kalimantan Tengah dapat segera menikmati program makan bergizi gratis secara merata dan berkelanjutan.
“Ini memang harus kita dorong bersama agar tujuan utama program bisa benar-benar dirasakan manfaatnya oleh semua peserta didik,” tandas Edy. (Red/Adv)