PALANGKARAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya terus melangkah maju dengan semangat pembangunan inklusif yang menempatkan masyarakat pinggiran sebagai pusat perhatian. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan memastikan setiap warga mendapatkan akses yang sama terhadap kesejahteraan.
Wakil Wali Kota, Achmad Zaini menyampaikan bahwa kemajuan Kota Palangka Raya tak boleh dinikmati segelintir wilayah saja. Pemerataan hasil pembangunan menjadi tugas utama agar tidak terjadi ketimpangan berlarut.
“Pemko Palangka Raya harus terus bekerja keras agar tidak ada wilayah pinggiran yang tertinggal,” jelas Zaini, belum lama ini.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan capaian positif dengan menurunnya persentase kemiskinan menjadi 3,52 persen, namun tantangan nyata masih dihadapi di kawasan pelosok yang membutuhkan penanganan serius.
Zaini menyebut bahwa berbagai faktor seperti keterbatasan layanan publik, akses transportasi, dan rendahnya keterampilan kerja menjadi akar dari ketimpangan yang masih berlangsung.
Sebagai solusi, Pemko menggandeng sejumlah mitra pembangunan untuk memperkuat program perlindungan sosial dan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas agar lebih tepat sasaran.
Program-program seperti pelatihan keterampilan, pembinaan UMKM, serta penguatan akses pendidikan dan kesehatan terus diperluas hingga ke desa-desa yang sebelumnya jarang tersentuh.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa paradigma pembangunan harus bersifat menyeluruh, berkeadilan, dan sensitif terhadap kebutuhan kelompok rentan, termasuk perempuan, anak, dan penyandang disabilitas.
Zaini optimistis, dengan kerja sama lintas sektor dan dukungan masyarakat, pemerataan pembangunan akan segera terwujud di seluruh penjuru Palangka Raya.
“Ini bukan sekadar angka statistik, tapi tentang masa depan warga yang harus kita jaga bersama,” tandas Zaini. (Red/Adv)