PALANGKARAYA – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya melalui Prodi PG-PAUD melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di TK Negeri Pembina Bukit Batu, Jumat, 05 Agustus 2025.
Tema kegiatan yakni “Pendampingan Orang Tua Dalam Pengenalan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini Melalui Buku Saku Digital”. Hasil survei menunjukkan masih banyak orang tua yang belum memahami konsep pendidikan seksual anak usia dini secara utuh.
Ketua Tim Pengabdian PG-PAUD FKIP UPR, Elisabeth Fransisca Saragi Sitio, M.Psi., Psikolog, memimpin kegiatan ini bersama dua dosen pendamping, Kartika Ananda dan Rahmah Dwi Sistiarini, serta dukungan mahasiswa PG-PAUD FKIP UPR.
Elisabeth Fransisca Saragi Sitio, M.Psi., Psikolog, mengatakan, pendidikan seksual kerap dianggap tabu, padahal justru sangat penting dikenalkan sejak dini.
“Dari hasil survei, kami melihat masih ada kebingungan orang tua untuk menjelaskan hal-hal mendasar terkait tubuh dan seksualitas pada anak,” ungkapnya, Kamis (11/09/2025).
Karena itulah, pihaknya menyusun buku saku digital sebagai panduan ringan dan praktis yang dapat dipakai orang tua.
“Buku saku digital ini kami susun dengan bahasa ringan agar orang tua bisa menjawab pertanyaan anak sesuai tahap perkembangan mereka,” jelasnya.
Kegiatan berjalan dengan penuh antusias, ditandai diskusi aktif, curahan pengalaman, hingga harapan dari para orang tua agar kegiatan berlanjut secara rutin.
“Respon orang tua sangat positif. Mereka merasa terbantu dengan adanya media praktis yang bisa menjadi pegangan sehari-hari,” tutur Elisabeth.
Elisabeth menambahkan, keterlibatan mahasiswa sangat penting dalam program ini. Selain menguatkan hubungan dengan masyarakat, pengalaman ini menjadi bekal mereka di masa depan.
“Kami senang mahasiswa bisa terlibat langsung, karena pengalaman ini juga memberi bekal penting bagi mereka sebagai calon pendidik,” katanya.
Ia menegaskan bahwa keluarga adalah fondasi utama pendidikan, termasuk dalam pengenalan pendidikan seksual. Hal ini menjadi pondasi komunikasi sehat dalam keluarga.
“Harapan kami, program ini dapat memperkuat peran keluarga sebagai pendidik pertama dan utama anak, sekaligus menjadi langkah preventif dalam mencetak generasi sehat, cerdas, dan berkarakter,” tandas Elisabeth. (Red/Adv)