PALANGKARAYA – Dalam rangka mendorong penguatan ekosistem halal di Kalimantan Tengah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah menggandeng Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Bank Indonesia, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk menggelar edukasi literasi keuangan syariah bagi mahasiswa. Agenda ini digelar secara hybrid, Selasa, 30 September 2025.
Hadir dalam kegiatan ini perwakilan Gubernur Kalimantan Tengah, Rektor Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Kepala OJK, perwakilan Bank Indonesia, serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Tengah.
Acara menjadi ruang dialog dan pembelajaran penting bagi mahasiswa yang diharapkan menjadi motor penggerak penguatan ekonomi syariah di masa depan.
Rektor Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Muhamad Yusuf, menyampaikan bahwa universitas memiliki peran vital dalam mencetak generasi muda yang sadar akan potensi besar ekosistem halal.
“Kolaborasi erat dengan pemerintah daerah, regulator, dan pelaku industri menjadi kunci dalam mempercepat terbangunnya ekosistem halal yang tangguh dan berdaya saing,” terang Muhamad, Selasa (30/9/2025).
Perwakilan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Ir Hj. Sunarti, M.M, dalam sambutannya menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong percepatan ekosistem halal.
Menurutnya, keberadaan Halal Center di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya diharapkan mampu memperkokoh kerja sama berbagai pihak dalam memajukan sektor halal di daerah.
Sunarti juga menekankan dukungan pemerintah terhadap UMKM, yang menjadi bagian penting dalam rantai industri halal, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Agenda ini turut menghadirkan diskusi interaktif yang memungkinkan peserta menggali lebih dalam peran keuangan syariah dalam mendorong industri halal.
Kepala OJK Kalimantan Tengah, Primandanu Febriyan Aziz, menegaskan peran strategis keuangan syariah dalam menopang ekosistem halal. “Dengan sinergi antara pelaku industri halal dan sektor keuangan syariah, potensi Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia dapat dikembangkan lebih optimal,” tandas Primandanu. (Red/Adv)