Identitas Lokal Jadi Landasan Pembangunan Water Front City Palangka Raya

  • Share
FOTO Ist.: Suasana Seminar Akhir Kajian Aspek Sosial Pembangunan Water Front City di Aula Rahan Pumpung Hapakat.

PALANGKARAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya bersama LPPM Universitas PGRI Palangka Raya menyelenggarakan Seminar Akhir Kajian Aspek Sosial Pembangunan Water Front City (WFC) kawasan Flamboyan Bawah di Aula Rahan Pumpung Hapakat, Kantor Bapperida.

Seminar yang dibuka secara resmi oleh Pj Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak, ini merupakan puncak dari serangkaian riset sosial yang dilakukan untuk memastikan pembangunan WFC berakar pada nilai budaya dan kesejahteraan warga.

Dalam sambutan yang dibacakan mewakili Wali Kota Palangka Raya, Arbert menegaskan bahwa WFC bukan sekadar proyek fisik, tetapi bagian dari upaya membangun karakter kota yang mencerminkan identitas masyarakat Dayak dan kemajemukan Palangka Raya.

BACA JUGA  DPRD Kalteng Dorong ESDM Transparan Soal Penghentian 31 Tambang, Minta Kepastian bagi Pekerja dan Daerah

“Pemilihan Flamboyan Bawah didasarkan pada potensi sejarah dan sosial yang kuat, tetapi di sisi lain juga memiliki tantangan yang kompleks,” ujar Arbert, belum lama ini.

Menurutnya, permasalahan sosial seperti penataan permukiman, perubahan pola ekonomi, hingga kemungkinan relokasi warga perlu dikaji dengan cermat agar tidak menimbulkan dampak negatif.

BACA JUGA  Shalahuddin–Felix Resmi Pimpin Barito Utara, Gubernur Kalteng Ingatkan Prioritaskan Kesejahteraan Masyarakat

Kajian sosial ini diharapkan menjadi panduan dalam merancang pembangunan yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.

Acara dihadiri oleh 27 instansi pemerintah, camat, lurah, tokoh adat, serta akademisi yang turut memberikan pandangan strategis terhadap implementasi konsep WFC.

Para peserta menyampaikan gagasan mengenai pentingnya keseimbangan antara pembangunan fisik dan pelestarian budaya di kawasan tepi sungai.

Pemerintah menegaskan komitmennya menjadikan hasil kajian ini sebagai dasar kebijakan pembangunan jangka panjang Kota Palangka Raya.

“Pembangunan yang baik adalah yang tidak melupakan akar sosial budayanya,” tandas Arbert. (Red/Adv)

BACA JUGA  Arif Kusudiyardi Dilantik Jadi Kabag Umum BPKP Kalteng, Diharapkan Bawa Semangat Baru
Website |  + posts
  • Share