PALANGKA RAYA – Hujan deras yang mengguyur Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam beberapa pekan terakhir membawa dampak ganda.
Di sejumlah daerah, banjir mulai muncul, namun potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tetap mengintai.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBPK Kalteng, Alpius Patanan, mengingatkan agar masyarakat tidak lengah menghadapi kondisi cuaca yang berubah-ubah.
“Hujan memang sering turun, bahkan banjir melanda beberapa daerah, tapi karhutla tidak boleh diabaikan,” tegasnya, pada Senin (8/9/2025).
Berdasarkan data per 7 September 2025, hanya terpantau satu hotspot tanpa kejadian kebakaran. Namun, akumulasi sejak awal tahun mencatat 1.793 titik hotspot, 485 kali kejadian karhutla, dan luas lahan terbakar mencapai 720,81 hektare.
Untuk memperkuat pengendalian, sebanyak 77 pos lapangan (poslap) siaga karhutla telah diaktifkan.
Status siaga darurat juga diberlakukan, baik melalui SK Gubernur Kalteng Nomor 188.44/288/2025 maupun keputusan kepala daerah di Sukamara, Kotawaringin Timur, dan Kotawaringin Barat.
Kepala Pelaksana BPBD Kalteng, Ahmad Toyib, menegaskan bahwa kesiapsiagaan personel terus ditingkatkan melalui pelatihan dan simulasi. Namun, ia menekankan bahwa partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan.
“Kami mengimbau agar tidak membuka lahan dengan cara membakar dan tidak sembarangan membuang puntung rokok. Sedikit kelalaian bisa memicu bencana besar,” ujarnya.
Toyib juga menyoroti meningkatnya kasus kebakaran permukiman. “Bukan hanya karhutla, tapi kebakaran rumah warga juga perlu diwaspadai. Semua harus disikapi dengan kesiagaan bersama,” tambahnya.
Dengan kondisi cuaca ekstrem yang tidak menentu, masyarakat diminta untuk terus waspada.
“Banjir dan karhutla sama-sama berbahaya. Pencegahan terbaik adalah disiplin dan kepedulian sejak dini,” pungkas Toyib. (*)











